FAJAR.CO.ID, MAKASSAR — Dua pasukan saling berhadap-hadapan. Pasukan bersorban melawan pasukan berperisai salib. Teriakan Allahu Akbar menggema, pasukan bersorban maju menerjang pasukan berperisai salib.
Sabetan pedang berkelebat diantara dua pasukan tersebut. Ada yang tertebas, ada yang terbunuh, ada pula yang tertawan. Panglima pasukan bersorban, ibarat singa mengincar mangsa berhasil menerobos pasukan pengawal Raja dari pasukan berperisai salib, dan dengan lihai menghujamkan pedangnya tepat di dada Raja pasukan tersebut.
Sang Raja musuh telah mati diiringi teriakan takbir kemenangan pasukan bersorban. Perang usai.
Demikianlah kedahsyatan gambaran perang antara dua pasukan di Menara Phinisi siang itu. Seluruh pasukan kemudian berdiri membentuk satu barisan panjang dan membungkuk memberi hormat yang disambut tepuk tangan seluruh penonton pertanda pertunjukan telah selesai.
Rupa-rupanya perang yang meletus siang itu bukanlah perang sungguhan melainkan teater kolosal Sultan Muhammad Al Fatih melawan Pasukan Konstantinopel yang diperankan siswa siswi kelas 7- 8 SMP dan 10 - 11 SMA Al Biruni Mandiri Jipang dan Panaikang.
Teater ini adalah salah satu dari sekian penampilan yang dihadirkan dalam Assembly dan Penerimaan Raport Sekolah Islam Terpadu Al Mandiri Makassar di Ruang Teater Menara Phinisi UNM Lantai 3, Sabtu (25/6).
Selain teater kolosal Sultan Muhammad Al Fatih, sejumlah penampilan seperti Tari Ratu Djaroe, tari kreasi, vocal group, tilawah, Turjuman Al Qur'an, nasyid, pencak silat, puisi dan launching buku karya siswa turut memeriahkan agenda tahunan SIT Al Biruni ini.