"Kasihan bila hasil kajian ini tak juga diimplementasikan. Kami warga Minasa Upa siap membantu Dishub Sulsel membuka kembali median jalan yang selama ini ditutup," tegas Rizal, sambil memperlihatkan salinan hasil kajian Dishub Sulsel tersebut.
Menurut Rizal, warga setempat dulunya berhasil membuka penutupan bukaan median jalan yang ditutup. Itu menggunakan road barrier atau pembatas jalan.
Namun upaya itu hanya bertahan empat hari saja. Setelahnya, kembali ditutup bahkan dijaga petugas kepolisian hingga terkesan menghalang-halangi upaya warga.
Dari situ, warga yang menolak penutupan disarankan untuk menggalang suara dukungan. Banyak warga mendukung itu. Tetapi yang disayangkan adanya beberapa warga berstatus sebagai ASN yang diketahui ikut merasakan dampak tersebut, tapi takut menyampaikan ekspresi lewat tandatangan dukungan penolakan.
"Di lapangan, warga yang berstatus ASN takut memberikan tandatangan dukungannya termasuk lurah. Kami heran juga padahal mereka juga kami ketahui terkena dampak dari ini" sebutnya.
Lebih parahnya lagi sambung Rizal, petugas Dishub Sulsel dimaki menggunakan narasi kotor oleh oknum para petugas Dishub Pemkab Gowa. Itu terjadi pada saat petugas Dishub Sulsel bersama warga ke lokasi penutupan median jalan di Hertasning.
" Ini kan aneh, ada apa semua? Kenapa petugas Dishub Sulsel ingin dimaki oleh petugas tingkat kabupaten yang jelas wilayah kerja adalah provinsi. Dan belakangan pula anak muda itu diketahui adalah suruhan oleh Pemkab Gowa. Ada apa semua?" keluhnya.