FAJAR.CO.ID, SENGKANG -- Banjir di wilayah Kecamatan Keera dan Pitumpanua Kabupaten Wajo masih menggenangi pemukiman warga. Sebanyak 2.491 Kartu Keluarga (KK) terdampak.
Berdasarkan data di himpun FAJAR di Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wajo. Banjir yang menerjang wilayah Keera dan Pitumpanua, Sabtu, 9 Juli kemarin. Menggenangi pemukiman warga.
Sebanyak 2.255 unit rumah atau 2.491 Kartu Keluarga (KK) terdampak.
Rinciannya, Keera totalnya 50 KK. Sedangkan Pitumpanua, 112 KK di Lompoloang
, 1.257 KK Bulete, 700 KK Tobarakka, 190 KK Benteng, 182 KK Siwa.
Selain rumah warga, banjir juga menggenangi persawahan, kebun, tambak, sekolah, infrastruktur jalan.
Wakil Ketua Komisi III DPRD Wajo, Elfrianto, akibat dari cuaca alam. Kondisi saluran drainase dan sungai juga memicu terjadinya banjir.
"Yang harus dibenahi adalah gorong-gorong yang melintas di jalan nasional. Normalisasi sungai dan anak sungai juga pernah diperhatikan," ujarnya, Minggu, 10 Juli.
Saat terjadi banjir, legislator yang disapa Kevin itu, terpaksa mengerakkan masyarakat berjibaku membersihkan titik-titik yang dinilai menghambat arus banjir.
"Ada beberapa titik wilayah kita bersihkan sampah yang menyumbang gorong-gorong seperti Jembatan Sungai Pabeli III di jalan nasional," terangnya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wajo, Andi Muslihin mengatakan, banjir terjadi. Akibat curah hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi sejak, Jumat, 8 Juli.
"Kiriman air dari hulu (Sidrap, red) dan tingginya intensitas hujan, mengakibatkan limpasnya air di Bendung Awo dan Sungai
Bulete tidak mampu menampung debit air. Sehingga memasuki permukiman," jelasnya.