FAJAR.CO.ID, MAKASSAR — Pembangunan jalur kereta api trans Sulawesi di wilayah Makassar belum menemui titik terang.
Pasalnya, Pemerintah Kota Makassar menolak adanya penetapan lokasi (penlok) jika desain rel kereta api tidak elevated.
Sementara pihak Balai Kereta Api dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan bersikukuh untuk menetapkan penlok sesegera mungkin.
Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi langsung dengan Kementerian Perhubungan dengan konsep elevated itu.
Dia menduga, RDP yang digelar di DPRD Makassar pada waktu lalu, pihak Balai sengaja ingin mengadu domba Pemkot.
“Rupanya ada usaha balai ini, tetap mau kasih jalan yang di bawah dengan cara mencoba mengadu saya dengan DPRD, padahal DPRD sama kita ini kompak. Jadi kita sepakat elevated. Tidak bisa ditawar,” ucap Danny sapaannya, Sabtu, (16/7/2022).
Danny menyebut, jika daerah seperti Medan dan Palembang bisa elevated, seharusnya Makassar juga bisa. Apalagi Makassar merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia Timur.
Di sisi lain dia menyoroti gaya kepemimpinan Kepala Balai Kereta Api Sulawesi Selatan yang dinilai cenderung memaksakan kehendaknya.
Padahal desain yang ter ada saat ini kata dia cenderung keliru termasuk penempatan stasiun di Lantebung, Kelurahan Bira, Kecamatan Tamalanrea.
Belum lagi fasum fasos Pemkot juga yang dilalui diprotes oleh Danny karena tidak pernah ada koordinasi sebelumnya.
“Salah semua desainnya, keliru. Nda ada koordinasi. Jalan kita fasum fasos diambil langsung. Bajeki (perbaiki) saya keberatan. Saya nda mau,” ujarnya.