Sementara, Kepala Puskesmas Antang, Roslyna Abubakar mengatakan jumlah stunting di wilayah kerja Puskesmas Antang mencapai 42 anak.
Jumlah itu tersebar di dua kelurahan. Yaitu 20 anak di Kelurahan Antang dan 22 di Kelurahan Bitowa Kecamatan Manggala.
“Ini sudah mendapatkan intervensi dari pengelola gizi Puskesmas Antang,” tuturnya.
Kepala Dinas Kesehatan Makassar dr Nirsaidah Sirajuddin menyebut upaya penanganan stunting Kota Makassar terus menunjukkan progres yang positif.
Hal itu dilihat dari data yang dirilis melalui e-PPGBM atau aplikasi elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat.
“Alhamdulillah dari tahun ke tahun itu turun secara signifikan. Dulu kita pernah di angka 10%, kemudian turun menjadi 9%, dan sekarang tinggal 5%. Paling rendah di Sulsel,” jelas dr Ida, sapaannya.
Untuk mencapai target zero stunting, ia mengajak seluruh masyarakat khususnya ibu hamil untuk memerhatikan asupan gizi selama kehamilan.
Termasuk juga ibu yang memiliki balita diimbau untuk selalu memantau tumbuh kembang anak. Apalagi pada usia dua tahun ke atas.
“Jadi salah satu penyebab stunting itu bagaimana asupan gizi ibu saat hamil dan melahirkan. Setelah itu kita pantau juga perkembangan anaknya sampai umur dua tahun, karena stunting baru terlihat kalau usianya sudah dua tahun lebih,” tutupnya. (selfi/fajar)