Inflasi Inti Terjaga di Tengah Dampak Perlambatan Ekonomi Global

  • Bagikan

Di samping itu, BI juga terus melanjutkan kebijakan transparansi suku bunga dasar kredit (SBDK) dengan pendalaman pada suku bunga kredit konsumsi.

"BI juga memperluas QRIS antarnegara melalui akselerasi implementasi, piloting dengan penyelesaian transaksi menggunakan mata uang lokal (local currency settlement) dengan negara-negara di Asia, serta melaksanakan Pekan QRIS Nasional untuk pencapaian target 15 juta pengguna baru," imbuhnya.

Berikutnya, Wira menambahkan, BI juga memastikan operasionalisasi Standar Nasional Open API Pembayaran (SNAP) khususnya Penyedia Jasa Pembayaran (PJP) first mover berjalan lancar dan mempersiapkan implementasi second mover dengan target Desember 2022.

"Serta memperkuat kebijakan internasional dengan memperluas kerjasama dengan bank sentral dan otoritas negara mitra lainnya. Begitu juga bersama Kementerian Keuangan menyukseskan 6 (enam) agenda prioritas jalur keuangan Presidensi Indonesia pada G20 tahun 2022," tukasnya.

Inflasi Terus Meningkat

Lebih lanjut, Wira menyampaikan, inflasi terus meningkat di berbagai belahan dunia. Pendorong utamanya, jelasnya, adalah kenaikan harga komoditas dan disrupsi rantai pasok.

Tingginya harga komoditas, terutama pangan, membuat berbagai harga mengalami kenaikan dan terus mengangkat tingkat inflasi.

Bahkan Bank Indonesia (BI) memprediksi, tambah Wira, Federal Reserve (The Fed) akan menaikkan suku bunga 75 basis poin pada bulan ini, seiring besarnya tekanan perekonomian di Amerika Serikat (AS) dan negara-negara maju.

"Pada Juli kami ramalkan ini [suku bunga The Fed] meningkat 75 basis poin. Ini menggambarkan kondisi pasar keuangan global ketidakpastiannya makin meningkat," ujarnya.

  • Bagikan

Exit mobile version