Lanjut kata dia, dua kecamatan itu sudah diberikan atensi untuk meningkatkan pendapatan.
“Bagaimana teman-teman lurah dan camat bisa mengoptimalkan, melakukan pemungutan retribusi pelayanan persampahan karena kalau kita lihat, tadi contoh kecilnya di dalam berbeda-beda juga, ada beberapa kelurahan yang bagus performanya, ada kelurahan juga yang kurang,” jelasnya.
Ditanya soal target retribusi sampah, Fuad menyebut, di triwulan kedua ini idealnya sudah mencapai 50 persen.
Namun ternyata, berdasarkan penjelasan dari dua kecamatan, dijelaskan, retribusi sampah jauh dari target karena pengaruh pandemi Covid-19.
Belum lagi sejumlah pelaku usaha seperti hotel banyak yang baru kembali beroperasi dan memutuskan kerjasama.
“Rumah makan, hotel-hotel juga yang awalnya masih tutup sudah mulai juga beraktivitas kembali,” sebut Fuad.
Berdasarkan data per 20 Juli 2022, realisasi pendapatan 14 kecamatan, yaitu Kecamatan Mariso 22,31 persen (Rp343 Juta) dari target Rp1,5 Miliar dan Kecamatan Mamajang 9,07 persen (Rp226 Juta) dari target Rp2,5 M.
Kecamatan Tamalate 22,51 persen (Rp787 Juta) dari target Rp3,5 Miliar dan Kecamatan Rappocini 44,41 persen (Rp1,1 Miliar) dari target Rp3,3 Miliar.
Kecamatan Makassar 22,62 persen (Rp520 Juta) dari Rp2,3 Miliar dan Kecamatan Ujung Pandang 14,84 persen (Rp489 Juta) dari target Rp3,3 Miliar.
Kecamatan Wajo 29,11 persen (Rp582 Juta) dari target Rp2 Miliar dan Kecamatan Bontoala 25,62 persen (Rp525 Juta) dari target Rp2 Miliar.
Kecamatan Ujung Tanah 29,95 persen (Rp299 Juta) dari target Rp1 Miliar. Kecamatan Tallo 40,55 persen (Rp709 Juta) dari target R1,7 Miliar.