Menengok Budaya Bissu, 20 Seniman Muda Kunjungi Segeri

  • Bagikan

"Ya termasuk dengan menyaksikan ritual Ma’giri serta penjelasan yang disampaikan Puang Matoa yang bersumber dari tradisi Bissu telah memantik refleksi yang kompleks akan cara berpikir, bertindak, memandang, menilai dan merasa dari peserta Temu Seni," katanya.

Kunjungan budaya seperti ini kata dia, bukan saja penting untuk mendapatkan inspirasi dari kekayaan budaya yang hadir di masa lampau untuk dikembangkan ke depan, tetapi sebuah ruang refleksi yang esensial tentang cara pandang yang holistik untuk berorientasi dan mengembangkan gagasan-gagasan ke depan.

Sebuah kesempatan untuk mengkaji ulang perspektif-perspektif yang didapatkan melalui dunia pendidikan, aktivisme dan praktek-praktek seni yang telah dilakukan.

Lebih jauh Marintan menjelaskan bahwa hingga hari ketiga, kegiatan laboratorium dan diskusi lebih banyak tertuju pada refleksi melalui diskusi kelompok berdasarkan tema-tema terpilih, yang berhubungan dengan apa yang dialami melalui kunjungan ke Gua Leang-Leang dan Komunitas Bissu.

Semangat gotong-royong dan kolaborasi sebagai spirit kerja para pegiat performans sejak awal telah hadir. Karya yang dihadirkan nanti dapat berupa karya kolektif maupun individual yang didasari semangat untuk saling mendukung.

Sekadar diketahui Temu Seni dengan tema Perfomans yang dilaksanakan di Makassar melibatkan 20 peserta dari berbagai Provinsi dengan dua fasilitator, yaitu seniman performans, perupa dan pegiat seni budaya, Marintan Sirait dan sastrawan dan penulis, Afrizal Malna.

Dalam kegiatan ini dihadirkan 5 narasumber yakni Arkeolog, Muhammad Ramli, Kepala BPNB Sulsel, Andi Syamsu Rijal, Puang Matoa Bissu, Bissu Nani, Astronom, Premana W. Permadi, dan sutradara dan akademisi, Asia Ramli. (Rin-rls)

  • Bagikan

Exit mobile version