FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Eks Majelis Pertimbangan Wilayah (MPW) Partai Ummat Sulsel, Buhari Kahar Muzakkar mengungkapkan perpecahan di tubuh bekas partainya itu diakibatkan adanya dualisme.
Buhari mengatakan, Partai Ummat Sulsel terbagi dua kubu, yakni gerbong Ketua DPW Abdul Hakim dan eks sekretaris Mahyuddin.
"Sebenarnya yang juga saya sayangkan di Sulsel itu, terjadi, agak anu. Katakanlah dua kubu di Partai Ummat," ucap Buhari, Kamis (11/8/2022).
Dia mengaku menyayangkan mantan partainya itu bergejolak sebelum bertarung di arena pemilu.
Buhari menuturkan, kubu Mahyuddin sempat mengajukan mosi tidak percaya terhadap kepemimpinan Hakim. Aksi ini juga diikuti beberapa DPD kabupaten/kota. Gerakan ini bahkan sudah disampaikan ke DPP.
"Saya juga sempat mendiskusikan ke DPP, kira-kira bagaimana mencari solusinya Saya sebenarnya berharap itu ada jalan tengahnya," sebutnya.
Namun ekspektasi Buhari tak sesuai harapannya. DPP kata dia, lebih memilih satu kubu dibanding menyatukannya. Ini yang disayangkan Buhari.
"Tapi rupanya (buntu). Mungkin karena mosi tidak percaya, ya DPP akhirnya memilih sikap salah satunya. Yah, dia (DPP) tidak menyatukan (kubu Hakim dan Mahyuddin). Intinya itu saja, DPP tak bisa menyatukan," sambungnya.
Padahal kata Buhari, gerbong Mahyuddin punya potensi untuk mendatangkan suara. Dia menilai, Mahyuddin dkk memiliki jaringan organisasi yang bagus untuk mendongkrak Partai Ummat di Sulsel.
"Saya tetap menyayangkan karena mereka semua sebenarnya satu potensi, apalagi partai baru, mestinya dikawinkan. Tapi akhirnya memilih salah satu. Sepertinya pertimbangan DPP bahwa lebih memilih ketua (Hakim), dalam arti diberi kesempatan, sejauh mana kemampuan ketua ini membawa partai ini," terangnya.