FAJAR.CO.ID,PANGKEP-- Ikut bantu orang tuanya sebagai buruh bangunan. Empat anak usia sekolah dasar kembali mengenyam pendidikannya di kursi Sekolah Dasar (SD) setelah sebelumnya putus sekolah.
Kepala Desa Pitue, Kecamatan Ma'rang, Muhammad Nasrul Munir, menjelaskan awalnya ia mengetahui ada anak usia sekolah tetapi putus sekolah saat mengunjungi pembangunan di desanya. Disana ia melihat ada anak usia SD yang ikut membantu bapaknya sebagai buruh bangunan pengerjaan kamar mandi bantuan pemerintah.
"Dari situ awalnya saya melihat Bapak Ansar ini kerja sebagai buruh bangunan, dan ada dua anaknya yang diikutkan. Miris sekali melihat itu, anaknya yang mesti merasakan pendidikan, namun tidak disekolahkan karena alasannya adminduknya belum berdomisili disini, dan secara ekonomi mereka ini tergolong tidak mampu," paparnya, Rabu, 10 Agustus.
Nasrul menceritakan bahwa, Ansar yang sebelumnya domisili di Papua karena mencari kerja. Kini bermukim di Desa Pitue sebagai daerah asal orang tuanya, namun masih tercatat sebagai penduduk di Papua.
"Jadi ini, warga asli Papua yang saat ini berdomisili di Desa Pitue, itulah ternyata selama ini jadi hambatan untuk mengurus administrasi karena tercatat penduduk Papua dan memilih tidak menyekolahkan anaknya karena tidak ada biaya juga," jelasnya.
Itulah yang membuat Nasrul tergerak untuk langsung memfasilitasi kelengkapan administrasi kependudukan Ansar beserta istri dan empat anaknya.
"Memiliki empat orang anak masing-masing sekiranya masih berusia dibangku sekolah dasar dan TK. Lantaran kondisi ekonomi yang tidak mampu, keempat anaknya tidak disekolahkan. Melihat kondisi keluarga itu, berbagai upaya dilakukan untuk keempat anak tersebut tidak putus sekolah, termasuk memfasilitasi awal administrasi kependudukannya," bebernya.