FAJAR.CO.ID,MAKASSAR--Ekstrimisme masih menjadi masalah turun temurun di Indonesia, bahkan dunia. Beberapa kasus terorisme hingga bom bunuh diri, sering kali dilandasi faktor ajaran keagamaan.
Menanggapi hal ini, Universitas Muslim Indonesia kembali melakukan webinar Internasional. Mengangkat isu terkait "Literasi Keagamaan Lintas Budaya, untuk Mengatasi Ekstrimisme Beragama".
Menggandeng Institute Laimena dilakukan secara hybrid, namun di fokuskan di Lantai 2 Masjid Kampus UMI, Kamis, 11 Agustus malam.
Rektor UMI, Prof Basri Modding mengatakan
ini upaya konkrit untuk menangkal penyebaran paham radikalis dan terorisme. Juga sebagai implementasi kesepakatan institusi keagamaan dan pendidikan.
Kata Prof Basri, Moderasi beragama dan toleransi keberagaman sangat penting untuk membangun kebangsaan dan kemanusiaan. Keberagamaan yang moderat, menyebarluaskan perdamaian global.
"Kita mendorong pengembangan pemikiran moderat yang efektif dalam menangantisipasi fenomena perluasan paham radikal dan terorisme, termasuk pentingnya penguatan nilai-nilai perdamaian, ko-eksistensi, dan toleransi umat beragama," ucapnya.
Dubes RI untuk Mesir, Lutfi Rauf menjadi salah satu tokoh yang dihadirkan. Menurutnya, fenomena tersebut, menjadi tantangan di Indonesia. Sehingga pemerintah dan institusi pendidikan harus ikut ambil bagian.
"Pemerintah dan lembaga pendidikan haru bisa menekan penyebaran paham ekstrimisme dan radikalisme ini. Ini juga yang telah dilakukan Indonesia dan Mesir, menjalin kerjasama dalam penanganan terorisme " ucapnya.