Proses perbaikan jembatan ini dikerjakan pada kedatangan kelima dengan bergotong royong bersama warga setempat. Adapun bahan baku utama yakni bambu diperoleh dari warga sekitar, sedangkan kawat besi menggunakan kawat jembatan sebelumnya dan juga kawat yang disediakan dari panitia MIPA Mengabdi.
Selan itu, terdapat banyak kegiatan yang dilakukan mahasiswa di Desa, diantaranya pembersihan wilayah Dusun, mengajar siswa Sekolah Cabang SDN 246 Bonto-Bonto, penyaluran donasi buku dan alat tulis.
"Warga sebenarnya menyarankan untuk datang di hari Senin atau Selasa untuk bisa mengajar anak SD. Masalahnya juga, kita bisa datang di hari Jumat-Minggu. Karena hari lain banyak agenda. Apalagi kita masih mahasiswa”, tutur Fitra, salah satu panitia MIPA Mengabdi.
Diketahui, ada beragam yang diajarkan kepada siswa SD disana, mulai dari membaca, berhitung, kelas kreatif, hingga pengajaran sanitasi seperti pengenalan jenis-jenis sampah.
“Untuk pemerintah, [semoga] sekolah cabang pada dusun tersebut bisa menjadi sekolah induk dengan tenaga guru yang tetap pula, akses jalan yang rusak dapat diperbaiki, dan listrik yang sementara diproses dapat terselesaikan," tutup Heral. (rls)
