Warga Pesisir Mulai Kesulitan Air Bersih

  • Bagikan

FAJAR.CO.ID, MAROS -- Warga di daerah pesisir di Kabupaten Maros mulai kesulitan air bersih di tengah musim kemarau. Salah satunya di Kecamatan Bontoa Kabupaten Maros.

Warga juga terpaksa menggunakan air dari sumur tadah hujan yang sudah berwarna keruh dan mengeluarkan bau.

Mereka pun rela berjalan jauh setiap pagi dan sore untuk mendapatkan suplai air untuk kebutuhan sehari hari.

Sedangkan bagi warga yang enggan ke sumur, mereka terpaksa harus merogoh kocek untuk membeli air bersih untuk kebutuhan mandi dan mencuci.

Salah seorang warga Kecamatan Bontoa, Abdul Rahim mengatakan untuk kebutuhan sehari-hari mereka harus membeli air.

"Saya biasa beli satu tangki itu isi 5000 liter harganya sekitar Rp160 ribu. Tapi itu hanya untuk mandi dan mencuci. Kalau untuk memasak atau air minum biasa pakai air galon," ungkapnya.

Air itu juga ada yang dijual per jerigen dengan harga Rp2000 sampai Rp2.500.

Diakuinya dirinya sudah mulai membeli air bersih sejak akhir Juni lalu.

"Karena jarak sumur tadah hujan dengan rumah jauh. Tidak kuat angkat air makanya ya lebih memilih beli air tangki," katanya.

Kondisi ini kata dia sudah dialami warga di daerah pesisir setiap musim kemarau.

Meski diakuinya untuk kondisi saat ini warga masih bisa mengambil air dari sumur tadah hujan. Apalagi saat ini meski kemarau, sesekali masih ada hujan turun.

"Jadi hampir tiap dusun ada sumur tadah hujannya. Cuma beberapa sumur tadah hujan yang sudah mulai habis airnya dan ada juga yang masih ada airnya. Seperti sumur besar di Dusun Parasangang Beru Desa Pajukukang itu satu sumur sudah kering. Sedangkan yang 2 masih ada airnya itupun sudah mulai asin," jelasnya.

  • Bagikan