FAJAR.CO.ID -- Ketua Dewan Pendidikan Sulawesi Selatan (Sulsel) Dr H Adi Suryadi Culla angkat bicara soal Rancangan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (RUU Sisdiknas).
"Ada kecurigaan kapitalisasi dalam dunia pendidikan," kata Adi Suryadi Culla saat menjadi narasumber pada diskusi yang digelar, di Redaksi Harian Fajar Makassar, Jumat (2/9/2022).
Kata pria yang akrab disapa Adi ini, perlu dipertanyakan aspek ideologis dan filosofis apa yang mendasari pembuatan RUU Sidiknas ini.
“Kalau ini (ideologinya) pancasila. Harusnya ada kejelasan karena Pancasila memberi jaminan. Apalagi konstitusi negara menjamin kesejahteraan dan pendidikan warga negara,” tutur Adi.
Mestinya, kata Adi, RUU ini harus mempertegas keberpihakan negara kepada guru dan dosen sebagai tenaga kerja pendidikan.
“Sekarang banyak distorsi yang kemudian menimbulkan anggapan bahwa pendidikan kita mengarah ke kapitalisasi,” ungkap Adi.
Selain itu, ia menyoroti sosialisasi RUU Sisdiknas yang menurutnya belum masif dan intensif.
“Di Makassar ini belum ada itu saya kira sosialisasinya,” ucap Adi, pada diskusi bertajuk ‘Kontroversi Penghapusan Tunjangan Pendidik RUU Sisdiknas’ ini.
Adi bilang, jika RUU Sisdiknas disahkan, sekiranya hal itu tidak memiliki basis partisipasi dari publik.
“Banyak hal yang belum dipahami publik, sehingga memungkinkan miss interpretasi. Hal itu bisa menimbulkan aksi,” cetus Adi.
“Saya masih ragu bahwa Undang-undang ini memuliakan pendidikan kita. Terutama dosen dan guru,” ujarnya.
Kata Adi, memang ada beberapa hal fatal dalam RUU Sisdiknas, salah satunya wacana akan dihapusnya komite sekolah. Padahal, menurutnya komite sekolah hal yang penting.