FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Merespons kebijakan pemerintah yang menaikkan harga BBM, mahasiswa Universitas Negeri Makassar (UNM) menggelar aksi unjuk rasa di depan Menara Phinisi UNM, Jl AP Pettarani, pada Sabtu (3/9/2022) malam.
Jenderal Lapangan, Gery Fabian, mengatakan, mahasiswa UNM menyatakan sikap menolak secara tegas dan berani atas keputusan pemerintah untuk menaikkan harga BBM.
"Bagaimana tidak? Rakyat yang tengah berusaha mati-matian bangkit memulihkan kondisi perekonomian pasca pandemi Covid-19 terpaksa dibuat menjerit dan tersiksa kembali akibat kelalaian pemerintah yang tidak becus menangani pengolahan dan distribusi subsidi BBM itu sendiri," kata Presiden BEM Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNM kepada awak media.
Gery Febian menuturkan, berdasarkan pernyataan dari pemerintah terkait kenaikan harga BBM disebabkan oleh beban subsidi BBM dan kompensasi energi yang membengkak pada tahun 2022 hingga Rp 502 triliun. Oleh karena itu, pemerintah berencana menaikkan harga BBM bersubsidi yakni Pertalite dan Solar.
Bagaimana beban subsidi BBM tidak naik jikalau selama ini sebanyak 89 persen solar dinikmati dunia usaha, sedangkan 11 persen lainnya dinikmati oleh rumah tangga. Bahkan parahnya lagi masih banyak truk perusahaan CPO dan batu bara yang menggunakan solar subsidi di daerah.
Kemudian penggunaan subsidi Pertalite, sebanyak 80 persen dinikmati rumah tangga mampu dan hanya 20 persen yang dinikmati rumah tangga miskin.
"Hal ini terjadi sebab mekanisme subsidi saat ini bersifat terbuka dan diberikan ke produk energi, yang berarti siapapun bisa mengakses BBM bersubsidi tersebut jika tak ada upaya pembatasan tertentu," kata mahasiswa asal Jeneponto itu.