FAJAR.CO.ID, MAROS -- Puluhan Mahasiswa dari Himpunan Pemuda Pelajar Mahasiswa Indonesia (HPPMI) Maros memblokir di Jalan Poros Maros-Makassar dan Makassar-Maros tepatnya di Butta Toa Kecamatan Turikale Kabupaten Maros Selasa, 6 September.
Massa memilih memblokir akses Jalan Trans itu dengan membakar ban bekas dan membentangkan spanduk penolakan BBM.
Pantauan FAJAR di lapangan sejumlah pengendara ada yang memilih memutar arah dan masuk ke Jalan Asoka melintasi Jalan Nasrun Amrullah dan keluar di Perumnas Tumalia atau di samping RSUD dr La Palaloi. Namun bagi pengendara yang sudah terlanjur terjebak di Jalan Poros dan tak dapat memutar arah memilih pasrah dan hanya bisa membunyikan klakson mereka agar diberi jalan.
Aksi unjuk rasa penolakan kenaikan BBM ini pun mengakibatkan kemacetan panjang.
Massa pun sempat menahan satu truk kontainer. Tak hanya berorasi di atas truk, massa juga menggunakan kontainer itu ke Kantor DPRD Maros di Jalan Lanto Dg Pasewang.
Mahasiswa terlihat membentangkan sejumlah poster dan spanduk di hadapan pengendara yang melintas.
“BBM Naik Jokowi Suruh Sabar #Sessajaki,” salah satu isi spanduk mahasiswa.
Jenderal lapangan, Muhammad Ardiansyah mengatakan, jumlah peserta aksi diperkirakan mencapai 250 orang.
Ia mengatakan kenaikan harga BBM ini dapat memicu terjadinya inflasi dan daya beli berpotensi menurun drastis.
“Menaikkan harga BBM bukanlah opsi yang tepat,” ujarnya.
Ia menyebutkan pemerintah bisa merealokasikan anggaran tidak produktif seperti sektor pertanahan yang nilainya terlalu besar dan anggaran infrastruktur dialihkan menjadi belanja subsidi ataupun bantuan sosial.