FAJAR.CO.ID, MAKASSAR — Makassar International Eight Festival and Forum atau yang populer dengan sebutan Makassar F8 telah resmi berakhir pada Minggu, (11/9/2022) lalu.
Jumlah transaksi menjadi teka-teki tersendiri yang belum terjawab hingga saat ini.
Diketahui, salah satu tujuan F8 ini digelar untuk membangkitkan ekonomi termasuk para UMKM.
Namun siapa sangka, salah satu pengelola tenant kuliner, Marwa mengaku pendapatan hasil penjualan di F8 justru tidak sesuai target.
Pasalnya pendapatannya tidak sebanding dengan pembayaran tenant yang dikeluarkan sebesar Rp5 Juta.
“Ini pendapatan bersih nda sebanding dengan pembayaran tenant. Kalau penjualan iya,” ujarnya, Selasa, (13/9/2022).
Menurutnya, tidak maksimalnya transaksi buntut dari daya listrik di hari pertama yang sempat naik turun membuat bahan makanannya terbuang tak terpakai.
Kemudian hari kedua, ia mengaku takut hal sama terulang yakni daya listrik bermasalah sehingga bahan makanan yang dibawa hanya seadanya saja.
“Hari pertama nda bisa maksimal karena daya listrik. Jadi kue di hari pertama rusak. Hari kedua nda berani bawa banyak karena takut rusak,” tuturnya.
Di sisi lain, dia juga membeberkan faktor lain membuat pendapatannya tak seberapa karena patokan harga jualan lebih murah.
Belum lagi bahan makanannya yang berupa adonan yang memang cukup lama diproses.
“Harga ku juga kan nggak saya naikkan sekali agar bisa dinikmati. Barang saya itu, adonan ku itu harus ditunggu langsung, nda boleh saya jual,” jelas Mawar.
Meski demikian dia mengaku tetap bersyukur atas hasil penjualannya. (selfi/fajar)