FAJAR.CO.ID, MAKASSAR - Tidak sekedar aksi unjukrasa memprotes kebijakan pemerintah yang dinilai tidak berpihak ke masyarakat, gerakan Mahasiswa di Kota Makassar juga wajib mengawal pemilu jujur dan adil 2024.
Hal itu disampaikan perwakilan kelompok Cipayung Plus di antaranya dari Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Makassar, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (SEMMI), Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) dan Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrat (LMND)
Dalam Diskusi Publik bertajuk "Peran Organisasi Ekstra Kampus Dalam mengawal Tahapan Pilpres dan Pemilu Tahun 2024" di Warkop Cappo, mereka menyatakan pentingnya sinergi mengawal pemilu tersebut. "Anak muda cukup mendominasi dalam daftar pemilih kita, persentasenya kurang lebih 30-40 persen. Olehnya itu, kita tidak boleh apatis, sedikit banyaknya kontribusi kita akan menentukan masa depan bangsa," kata Ketua KAMMI Makassar Agung Wahyudi.
Karenanya Ketua LMND Makassar Ahmad Fiqhi mewanti wanti kepada mahasiswa maupun kawula muda untuk menolak politik uang dalam penyelenggaraan Pemilu, baik legislatif maupun eksekutif. Sementara, Janoval Leatemia, Ketua GMKI Makassar menyoroti kinerja penyelenggara Pemilu, yang terkadang mendapat intimidasi dari berbagai pihak, agar dalam kontestasi tersebut menguntungkan kelompok tertentu.
"Praktik kecurangan ini harus dapat perhatian serius, maka peran aktif mahasiswa ini juga dibutuhkan disitu, mengawal penyelenggara Pemilu agar mereka bisa menjadi wasit yang betul-betul adil. Serta suara masyarakat bisa tersalurkan dengan baik," ungkap Janoval. Hal lain disuarakan Yustina Parera dari PMKRI Makassar. Dia meminta mahasiswa ataupun anak milenial tidak golput dalam Pemilu 2024 mendatang.