Lain halnya disampaikan akademisi Universitas Teknologi Sulawesi Babra Kamal, dia menyebut Pemilu di Indonesia terkesan boros anggaran dan masih konvensional.
Ia mendorong pemilihan secara elektronik guna meminimalisir kecurangan Pemilu. Tidak terus-terusan menggunakan cara konvensional seperti saat ini. Sementara Korlap Aksi FH UMI Muh Ariel mengharapkan dilakukan aksi dan edukasi sebanyak mungkin terkait bahayanya politik uang dalam Pemilu.
"Politik uang adalah salah satu pemicu konflik, kalau ini bisa disadari bersama tentu potensi konflik bisa kita hindari. Kami dari aktivis mahasiswa berharap penyelenggara Pemilu juga membuka ruang agar kita bisa dilibatkan secara aktif dalam mengawal proses demokrasi ini," kata Ariel. (nsrn)