Change Management dan Transisi Pendidikan Indonesia

  • Bagikan

Manajemen perubahan (change management) mutlak dibutuhkan, bukan hanya pada level kementrian tetapi hingga pada level operasional pada masing-masing satuan pendidikan (unit sekolah). Change management sejatinya adalah mengawinkan SDM, proses, dan teknologi dalam satu kerangka kerja yang selaras dan harmonis, dalam artian mengelola perubahan sama dengan mengelola orang, proses dan teknologi atau sistemnya.

Kesuksesan mengelola ketiga elemen tersebut akan memberikan dampak yang sangat besar terhadap kesuksesan implementasi projek yang sedang dikawal. Selama setahun ini kita sudah melihat adanya upaya-upaya dari pemerintah dalam mengelola SDM, proses hingga ke aspek teknologi terkait Program Sekolah Penggerak sebut saja dari sisi SDM, sejumlah aktor kunci telah dipetakan mulai dari keterlibatan pemda, pelatih ahli/fasilitator, kepala sekolah, pengawas, komite pembelajaran, hingga murid beserta intervensi-intervensi dalam proses mengomunikasikan dan melaksanakan implementasi pembelajaran paradigma baru, mulai dari pelaksanaan bimtek, diklat, lokakarya pengawas dan kepala sekolah, coaching, PMO (Pokja Manajemen Oprasional) level sekolah, penguatan komite pembelajaran, forum pemangku kepentingan hingga visitasi. Dari sisi teknologi pun sudah didukung dengan hadirnya platform merdeka belajar dan platform merdeka mengajar.

Pertanyaannya, jika ketiga aspek tersebut telah disentuh dengan baik oleh pemerintah pusat, mengapa di lapangan secara umum cuacanya masih teramat gerah. Esensi dari perubahan kurikulum ini seperti kurikulum yang lebih memerdekakan, konten dan kompetensi yang lebih esensial dan fleksibel serta bantuan aplikasi/platform belajar tidak serta merta terkomunikasikan dengan baik kepada ‘akar rumput’ utamanya para pendidik, yang muncul justru kegelisahan dan (bahkan) pesimisme.

  • Bagikan

Exit mobile version