FAJAR.CO.ID, TEHERAN- Aksi protes wanita Iran terhadap kewajiban mengenakan Jilbab di Negara tersebut terus berlanjut.
Kelanjutan protes jilbab ini setelah seorang wanita ditangkap oleh Polisi Moral Iran karena melepaskan jilbab di depan umum.
Wanita tersebut bernama Mahsa Amini (22). Dia ditangkap oleh Polisi Moral Iran kemudian meninggal 3 hari kemudian.
Para pengunjuk rasa yang terdiri dari wanita dan pria melakukan aksi pembakaran jilbab di sepanjang jalan Kota Teheran.
Para wanita berada di garis-garis depan. Mereka membuka jilbab secara ramai-ramai dan membakarnya. Mereka menuntut penghapusan undang-undang kewajiban jilbab bagi wanita di tempat-tempat umum.
Demonstrasi terus berlanjut selama lima malam berturut-turut. Unjuk rasa menjalar hingga di beberapa kota besar dan kecil.
Mahsa Amini meninggal di rumah sakit pada hari Jumat pekan lalu. Dia meninggal setelah koma selama tiga hari.
Amini ditangkap di Teheran pekan lalu oleh polisi moral Iran. Dia dituduh melanggar hukum yang mewajibkan perempuan untuk menutupi rambut mereka dengan jilbab. Serta wajib menggunakan pakaian panjang yang longgar.
Dia mengalami koma tak lama setelah pingsan di kantor polisi.
Ada laporan bahwa polisi memukul kepala Amini dengan tongkat dan membenturkan kepalanya ke salah satu kendaraan mereka, kata Penjabat Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Nada al-Nashif.
Polisi telah membantah bahwa dia dianiaya dan mengatakan dia menderita "gagal jantung mendadak". Sementara keluarga Amini mengatakan dia bugar dan sehat.