Ketiga, kontenporer. Hal ini menurut Totok ada kaitannya dengan wartawan. Kondisi teknologi yang ada dikelola dengan baik. Tidak digunakan sebagai ajang permusuhan, menyampaikan berita hoax, meningkatkan inovasi, dan inprovisasi dalam bertugas.
"Keempat, kompak. Semua dalam satu komando, jadi total di sini alhamdulillah di Makassar ini baik di darat, udara, laut, bahkan kepolisian juga satu komando. Kita kompak, ada masalah kita bicarakan. Jadi tidak ada yang di luar itu. Dan ini sudah kita sampaikan bahkan kita sudah kemarin beberapa kali pertemuan dengan pimpinan untuk ditindak lanjuti," jelasnya.
Totok menceritakan kunjungannya ke Batalyon 725. Makan bersama dengan para anggota TNI tanpa ada pembeda di antara mereka. Hal itu sebagai ajang bahwa pimpinan dan anggota itu sangat dekat.
"Saya ingin menyentuh mereka dengan hati, humanis".
Selanjutnya kata Totok, kesemestaan. Masing-masing jika dikelola dengan baik apalagi saat ini pemerintah menggelorakan masalah ketahanan pangan.
"Jadi kita akan tekankan itu bahkan kemarin saya udah komunikasi dengan pihak yang ada kerjasama dengan pertanian dan perikanan. Sehingga mudah-mudahan mereka ngak banyak yang macam-macam, soal tugas ada lagi yang dilaksanakan untuk membantu masyarakat itu," tandasnya.
"Terakhir, kerakyatan. Kerakyatan intinya untuk menjawab isu yang menimpa oknum TNI belakangan ini. Totok menjelaskan, yang disampaikan, harus tahu bahwa rakyat adalah kita, kita adalah rakyat. Sehingga apapun yang dilakukan harus bermanfaat bagi masyarakat," sambungnya. (Muhsin/Fajar)