Menurut Amelia, perilaku menyisakan makanan sangat sering dijumpai di restoran dan juga di pesta-pesta dengan konsep prasmanan. Banyak yang tidak menyadari bahwa sampah makanan atau food waste sangat berbahaya bagi lingkungan.
UN Food and Agriculture Organization mencatat, 1.3 miliar ton makanan terbuang percuma di seluruh dunia setiap tahunnya, dan dapat menjadi ledakan sampah yang secara tidak langsung dapat merusak ekosistem.
"Reuse artinya menggunakan kembali. Misalnya tidak menggunakan barang sekali pakai ataupun menyumbangkan barang-barang yang sudah tidak kita perlukan.
Recycle artinya mendaur ulang. Kita bisa berpartisipasi dalam mendaur ulang sampah dengan memilah sampah kertas, plastik dan kaleng. Teknologi saat ini memudahkan kita dalam mengelola sampah kita bisa membuang sampah menggunakan aplikasi sehingga sampah kita dapat dijemput di rumah dan tidak berakhir di tempat pembuangan akhir ataupun di lautan," urainya.
TP PKK mulai dari pusat hingga kelurahan dan juga RT/RW, sambung Amelia, merupakan mitra pemerintah yang selalu bersinergi menyukseskan program-program pemerintah untuk masyarakat. Termasuk dalam bidang pelestarian lingkungan hidup.
"Dalam setiap kesempatan TP PKK berusaha mengedukasi masyarakat untuk mengurangi penggunaan sampah plastik dan menerapkan Reduce, Reuse dan Recycle dalam kehidupan sehari-hari," pungkasnya.
Sebagai rangkaian Sosialisasi Produk Hukum dalam Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup ini, DLH Sulsel akan melaksanakan pembagian tanaman di Lego-lego, serta mengajarkan pembuatan daur ulang plastik untuk dimanfaatkan kembali.