FAJAR.CO.ID, SENGKANG -- Naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi dinilai tidak terhadap kesejahteraan masyarakat. Hal itu terus digaungkan anggota DPRD Wajo, Agustan Ranreng.
Legislator dari PKS bahkan memasang sejumlah titik baliho di Wajo, hal itu merupakan bentuk protes kepada pemerintah yang seakan tak memperhatikan rakyatnya.
"Jangan bikin rakyat tambah susah," ujar Ketua DPD PKS Wajo ini kepada FAJAR.CO.ID, Jumat, 23 September.
Baliho penolakan PKS yang terpasang di perempatan Jalan Rusa - Jalan Beringin, Sengkang Kecamatan Tempe. Gambar, Agustan Ranreng terlihat mengenakan jaket berwarna oranye dan peci hitam.
"Semua 14 kecamatan kita pasang baliho penolakan naiknya BBM. Ini artinya sampai detik ini kita menolak kebijakan ini karena tidak mensejahterakan rakyat," tegasnya.
Pasca naiknya harga BBM. Agustan menilai rakyat semakin menderita. Kebijakan pemerintah itu berdampak luas ke berbagai sektor di seluruh Indonesia.
Mereka yang terkena dampak kenaikan harga BBM adalah masyarakat kecil yang kondisi ekonominya belum pulih usai pandemi Covid-19.
Dia melanjutkan, kenaikan harga pangan dan energi secara langsung juga akan berdampak pada meningkatnya jumlah orang miskin.
"Sikap yang kami ambil sebagai bentuk komitmen terhadap rakyat, PKS berdiri bersama rakyat menolak kenaikan harga BBM. Kami tak mau rakyat semakin berat beban hidupnya dan kian menderita," tegasnya lagi.
Warga Sengkang, Sofyan mengapresiasi sikap kepedulian Agustan Ranreng terhadap kebijakan pemerintah yang hanya dinilai merugikan masyarakat. Khususnya kalangan ekonomi menengah - bawah.