"Jadi sosialisasi itukan bentuk pencegahan, tugas bawaslu itukan pengawasan, pencegahan dan penindakan. Kita cegah, lalu kita awasi, kalau tetap melanggar kita lakukan penindakan," jelasnya.
Diakuinya kalau, ASN merupakan orang yang cerdas. Sehingga dianggap tidak pantas jika diajari.
"Sosialisasi ini sebenarnya untuk kembali mengingatkan saja dan ini untuk pencegahan. Sebab, kalau mereka terafiliasi dengan politik, kualitas kerjanya bisa terganggu, bisa terjadi diskriminasi terhadap pelayanannya. Intinya jika pelayanan baik, tentu karena pemimpinnya yang baik," jelasnya.
Sementara itu, Bupati Maros,AS Chaidir Syam mengatakan sosialisasi ini digelar agar ASN dapat menunjukkan kenetralannya.
Pihaknya pun akan melakukan penerapan Sistem Merit Manajemen ASN. Dia menjelaskan sistem tersebut mendasarkan pada kualifikasi, kompetensi dan kinerja, yang diberlakukan secara adil.
"Ini untuk memastikan jabatan di pemerintahan diduduki oleh ASN yang profesional. Sistem Merit ini akan menjamin karier ASN kedepannya. Tidak perlu lagi ragu kepada siapa hak suaranya diberikan," jelasnya.
Sistem tersebut juga dinilainya melindungi ASN dari intervensi politik. Penempatan sesuai dengan kompetensi.
Nantinya, penilaian kompetensi dan kinerja ASN akan menjadi lebih murni. Sebab, penilaian akan diverifikasi kembali oleh pihak eksternal, yakni KASN sebagai pengawas sistem Merit ini. (rin)