Transformasi Ekonomi dan Revitalisasi Budaya
Dengan melihat itu maka pendekatan terhadap kasus Bariani dan kasus bunuh diri atau death of despair lainnya, tidak berhenti dengan aksi ganti utang dan memberi beasiswa bagi anak yang ditinggalkan. Yang kesemuanya itu solusi yang bersifat jangka pendek. Namun yang paling utama, perlu solusi menyeluruh. Yakni perlunya ada kemauan dari pemerintah untuk mentransformasi ekonomi yang komprehensif menjadi lebih berpihak kepada rakyat Sulsel, padat karya dengan taraf kesejahteraan yang semakin membaik.
Solusi masalah bisa tidak ada artinya bila tanpa diikuti dengan perubahan ekonomi. Pasalnya, warga kita yang mengalami nasib sama, akan tetap berjuang sendiri. Bahkan cenderung tanpa bantuan. Sehingga tidak menutup kemungkinan kasus seperti Bariani akan berulang.
Untuk itu, kasus Bariani harus menjadi evaluasi terhadap program kesejahteraan sosial ekonomi kita sejauhmana memberikan efek terhadap peningkatan ekonomi. Di samping itu, menguatnya gejala konsumerisme di masyarakat, seiring dengan peningkatan teknologi digital, maka hanya dapat dikendalikan dengan penguatan budaya kita.
Dalam tulisan saya yang lalu, saya pernah menyoroti pentingnya revitalisasi dan aktualisasi nilai-nilai budaya Siri Na Pacce, maka dalam konteks derasnya budaya itu, arah revitalisasi itu, sejauhmana mmembentengi arus itu. Nilai-nilai budaya senasib sepenanggungan atau Siri' Na Pacce, harus ditanamkan sejak awal di keluarga, sekolah, lembaga sosial, dan masyarakat.
Proses internalisasi harus dilakukan terus menerus. Perlu embaga adat yang bergerak efektif mengawasinya, sehingga betul-betul budaya itu kembali bisa diimplementasikan.