"Saat ini kita belum tahu bagaimana kedepannya, memang sebaiknya semua OPD bertanggung jawab pada beberapa anak asuh," katanya.
Dijelaskan Fitri ada berbagai penyebab terjadinya stunting. Diantaranya itu menikah diusia muda serta tidak terpenuhinya gizi ibu saat hamil.
Sedangkan Koordinator Bidang KBKR BKKBN Sulsel, Ihsan menjelaskan kalau audit kasus stunting dilakukan di Maros guna menggali kasus-kasus stunting yang sulit untuk diatasi dan mengidentifikasi risiko terjadinya stunting pada kelompok sasaran tertentu.
"Kita akan melihat berapa keluarga yang beresiko tinggi terkenan stunting dan tentunya harus ada tindakan," jelasnya.
Dia juga mengatakan kalau semua pihak harus terlibat untuk penanganan stunting.
"Semuanya harus berkolaborasi, baik dari Dinas PU, Sosial, Dinas Kesehatan, Bappeda semuanya harus terjun ke lapangan. Diseminasi audit ini dilakukan selama dua kali pendampingan," katanya.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Maros jumlah kasus di Maros tercatat sekitar 3722 kasus. (rin)