FAJAR.CO.ID -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Maros terus berupaya menekan angka stunting atau gagal tumbuh pada anak di Kabupaten Maros. Salah satunya dengan membentuk program keluarga asuh.
Wakil Bupati Maros, Suhartina Bohari mengatakan kalau daerah lain menggunakan pola bapak asuh sebagai bentuk penanganan stunting, namun pihaknya riKabupaten Maros melakukan hal yang berbeda.
"Jadi kita ingin membentuk keluarga asuh," katanya saat membuka pertemuan diseminasi audit kasus stunting di Ruang Pola Kantor Bupati Maros, Rabu, 28 September.
Saat ini kata dia, Kabupaten Maros menempati peringkat kedua tertinggi di Sulsel.
"Makanya kita harus melakukan pencegahan dini, seperti melakukan edukasi untuk calon pengantin, ibu hamil kemudian melakukan perencanaan," ungkap politisi Partai Golkar.
Olehnya itu dia meminta untuk segera dilakukan penanganan kasus stunting.
"Kalau tidak memiliki BPJS dan KIS itu akan menjadi urusan rumah sakit, bawa saja ke rumah sakit, katakan saja ini perintah bu Wabup, nanti saya yang akan urus," jelasnya.
Sementara itu Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana Kabupaten Maros, dr Fitri Adhecahya menjelaskan kalau Pemkab Maros akan membuat inovasi keluarga asuh.
"Kan daerah lain menggunakan pola bapak asuh, tapi ibu Wabup menginginkan penangannya membentuk keluarga asuh. jadi tidak hanya bapaknya saja tapi ibunya juga yang akan memberikan pengertian kepada keluarga stuntingnya," paparnya.
Lebih lanjut kata dia, kalau mereka juga mempunyai anak remaja putri, dia bisa melihat anak-anak yang diasuh oleh keluarganya.