Hasil Riset Terbaru Flourish Ventures, Konfirmasi Peran Warung dalam Ekonomi Digital Indonesia

  • Bagikan
Smita Aggarwal, penasihat investasi global di Flourish Ventures.

Temuan tambahan lainnya:

  1. Para pemilik warung menyebutkan bahwa mengelola inventaris dan penempatan produk merupakan kesulitan terbesar (41%) dalam menjalankan bisnis mereka, sedangkan memasok produk dari toko grosir dan melakukan  pemesanan serta menerima produk juga kerap sulit dilakukan. Nah, pelacakan dan pembelian inventaris secara digital dapat meningkatkan produktivitas serta menghasilkan jejak data bagi aplikasi keuangan, baik dengan pembayaran digital dan pembiayaan di sisi pembelian atau memanfaatkan angka penjualan untuk tujuan pinjaman bisnis.
  2. Meskipun menawarkan hutang kepada pelanggan adalah keunikan warung, namun hanya 35% pemilik toko yang bisa memperoleh akses pinjaman ke bank resmi; 28% mengatakan mereka meminjam melalui cara informal seperti pinjam keluarga dan teman. Hanya 4% yang melaporkan meminjam dari pemberi pinjaman digital. Ada beberapa titik di mana embedded finance dapat memanfaatkan data warung untuk mengamankan atau menawarkan kredit.
  3. 52% warung mengakui bahwa mereka menghadapi kesulitan uang tunai saat menjalankan bisnis mereka – hal ini menjadikan tantangan arus kas sebagai cara untuk memperkenalkan embedded finance, yang dapatmenghilangkan risiko operasional dan membuka peluang untuk melibatkan institusi keuangan yang lebih tradisional.
  4. Hampir semua pemilik toko yang disurvei (90%) mengatakan bahwa mereka tidak pernah mempertimbangkan atau mengajukan pinjaman online karena jangka waktu pinjaman yang pendek (36%), jumlah pinjaman yang tidak mencukupi (27%) atau suku bunga yang tinggi (27%). Efisiensi yang didapatkan dari digitalisasi dan hambatan biaya yang bisa dihilangkan, bisa berarti bahwa tantangan ini mampu menjadi jalan masuk bagi embedded finance untuk menjadi solusi perbaikan model bisnis warung.

Metodologi Survei Flourish Ventures meluncurkan penelitian ini untuk lebih memahami warung-warung di seluruh dunia dan berbagi pembelajaran tentang bagaimana perusahaan digital dapat melayani kebutuhan mereka. Bekerja sama dengan firma riset 60 Decibels dan platform e-commerce TaniHub, lembaga ini menyurvei 200 pemilik warung di Indonesia dan 200 pelanggan mereka untuk mempelajari secara langsung apa saja kesulitan bisnis mereka, ancaman persaingan, aspirasi, serta perilaku digital.

  • Bagikan