"Golkar dan Nasdem bakal mendominasi, terutama karena figur caleg mereka yang merata. Gerindra yang menjadi peraih kursi kedua di 2019, harus menyiapkan strategi baru setelah kehilangan Andi Rudiyanto Asap yang meraih 83.000-an dukungan," ujarnya.
Ia memberi warning kepada parpol incumbent di Sulsel II yaitu PKB, PPP, PKS, PAN dan PDIP, agar bisa segera menggenjot sosialisasinya demi mempertahankan kursi. "Sebab, ada sejumlah parpol yang mengancam mereka seperti Demokrat yang berada di urutan 10 dari 9 kursi pemilu lalu," tambahnya.
Untuk figur Caleg sejumlah kejutan bakal terjadi jika persepsi pemilih masih tetap sama saat survey digelar dengan saat Pemilu 2024 digelar.
"Ada sejumlah figur baru yang sangat mengancam seperti Nurdin Halid di Golkar, Ambo Dalle dan Andi Nurhidayati di PPP, Zainuddin Hasan dan Ni'matullah di Demokrat, Muallim Tampa dari Nasdem, serta sejumlah figur lain seperti Rismayani Syamsuddin, Herman Heizer dan Akbar Faizal," ujarnya.
Untuk Golkar, Nurmal menjagokan Nurdin Halid , Supriansa dan Rio Padjalangi bisa kembali duduk.
"Golkar ini sangat menarik dengan masuknya nama Nurdin Halid dan bakal bertarungnya dua klan Padjalangi di Bone. Nurdin Halid dengan kekuatan jaringan Pilgub 2013 bersama Supriansa yang sangat populer bisa diunggulkan.
Sementara Andi Iwan Aras (Gerindra), Akmal Pasluddin (PKS), Andi Muawiyah Ramly (PKB), Andi Yuliani Paris (PAN) dan Syamsu Niang (PDIP) harus segera cari figur tandem internal yang bisa membantu mereka menaikkan perolehan suara.