"Semoga kolaborasi ini bisa mendorong kemajuan bagi UMKM di Kabupaten Gowa sehingga menjadi lebih maju dan mampu bersaing hingga menciptakan lapangan pekerjaan baru. Kami percaya bahwa kota Tier-2 dan Tier-3 dapat juga berkembang asal diberikan peluang dan kesempatan yang sama," ucapnya.
Selain kerja sama dengan pemerintah provinsi, program Kota Masa Depan juga akan dilanjutkan dengan kolaborasi bersama Bank Sulselbar untuk memberikan edukasi finansial literasi pada puluhan UMKM lokal yang telah bergabung di program ini.
Kegiatan yang berlangsung Oktober mendatang ini akan memberikan pelatihan terkait Pemanfaatan Platform Digital dan Pelatihan Pengaturan Keuangan.
Direktur Operasional Bank Sulselbar Irmayanti Sultan menyebutkan, Inklusi keuangan di Sulawesi Selatan tergolong lebih tinggi dibanding rata-rata nasional.
Meskipun demikian, tingkat literasi keuangan masih berada di kisaran 32,46 persen dengan daerah pedesaan lebih rendah di 26,32 persen. Transaksi digital lewat metode nontunai juga belum begitu populer karena 90 hingga 92 persen masyarakat Sulsel masih menggunakan transaksi tunai.
"Melihat hal itu, kami bekerja sama dengan program Kota Masa Depan yang diinisiasi Grab, Emtek dan Bukalapak untuk membantu UMKM agar lebih cakap literasi keuangannya, termasuk dalam memaksimalkan program kredit usaha untuk mengembangkan bisnis yang dibina masing-masing," tuturnya.
Harapannya, melalui pelatihan literasi keuangan yang diberikan dapat mewujudkan pertumbuhan yang inklusif sebagai upaya mendorong pemulihan ekonomi pasca pandemi.