Prestasi tersebut menunjukkan kemampuan mahasiswa Arsitektur Unibos dalam menghadapi persaingan tidak hanya dalam lingkup akademik saja namun juga dalam dunia nyata kearsitekturan di Indonesia.
Kaprodi Teknik Arsitektur Unibos Lisa Amalia, S.T., M.T. berharap dari perlomabaan ini akan menjadi motivasi bagi mahasiswa-mahasiswa lainnya dan menghasilkan lulusan Prodi Arsitektur Unibos berkompten yang ketika lulus nantinya dapat memiliki kemampuan dasar profesional, berwawasan global.
“Perlombaan ini kan sesuai dengan standar International Union of Architects (UIA Accord), yang menilai dari aspek Design studies, Social studies, Cultural and artistic studies, Technical studies, dan Environment studies," paparnya
Setelah berhasil terpilih menjadi finalis KTA-i, Helly berangkat ke ITS untuk menghadiri penjurian secara langsung yang dihadiri para finalis dari berbagai kampus Negeri di Indonesia dan kampus luar negeri yang dinilai langsung oleh Dewan juri final KTA-i terdiri dari 3 arsitek afiliasi Indonesia-jepang, Koichi Furumori (Furumori Architect), Ir. Baskoro Tedjo, M.S.EB, Ph.D. dan Andy Rahman. A, ST. IAI.
Dalam penjurian Arsitek Baskoro Tedjo, mengungkapkan stasiun ini didesain dengan pendekatan neo-futuristik menjawab ketertarikan masyarakat kota Makassar terhadap hal-hal dan bentukan baru yang megah. Selain itu masyarakat Makassar juga menyukai elemen dengan warna yang cerah sebagaimana tertuang dalam Masjid 99 kubah karya arsitek Ridwan Kamil,” pungkasnya. (rls)