Menurut Cecep, saat ini, sejumlah partai masih berupaya untuk meningkatkan daya tawar untuk bernegosiasi dengan partai lain.
Pada nantinya, partai tersebut akan berkompromi dalam urusan pengusungan capres-cawapres. Masing-masing partai berusaha mengusung ketum sebagai capres atau cawapres, tetapi mereka nanti di akhir, tengah tahun 2023, mereka akan pragmatis.
Mereka tentu ingin berada di barisan pemenang," ungkapnya. Cecep menekankan rekam jejak politik Golkar yang hampir selalu berada dalam lingkar kekuasaan. “Kalau kita lihat strategi politik Golkar selalu bermain di banyak kaki. Dalam beberapa hal juga selalu masuk dalam kekuasaan.
Jadi barisan pendukung pemerintah," pungkas Cecep. Serap Aspirasi Sementara itu, Wakil Ketua Umum PPP Arsul Sani mengatakan, pihaknya menerima aspirasi dari akar rumput PPP yang mendukung Ganjar Pranowo sebagai Capres. Hal ini berdekatan dengan rilis hasil survei LSI yang menyebutkan simulasi Paslon Ganjar-Airlangga menempati urutan teratas.
“PPP baru pada tahap penyerapan aspirasi dari bawah. Hasil-hasil survei itu memang menjadi salah satu referensi bagi PPP dalam mendiskusikan secara internal tentang sosok-sosok potensial untuk Pilpres,” kata Arsul, Rabu (12/10).
Segala bentuk aspirasi dan hasil survei akan menjadi pertimbangan di PPP untuk melangkah kedepan. Yang terpenting adalah konsistensi. ”Tentu PPP akan melihat konsistensi hasil survei tersebut dari waktu ke waktu. Jadi kalo soal paslon maka kita lihat dulu konsistensinya seperti apa,” kata Arsul.
Aspirasi dari kader PPP ditampung, namun pada akhirnya, siapa paslon yang diusung PPP adalah satu, untuk dihormati semua. Sementara itu, kabarnya tiga parpol anggota Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), Partai Golkar, PPP dan PAN akan bertemu dalam waktu dekat.