Untuk memuluskan niatnya, Sambo kemudian memanggil Ricky dan menanyakan ihwal kejadian yang menimpa istrinya. “ Ada apa di Magelang ” dan dijawab Ricky “tidak tahu pak”. Sambo pun kemudian menjelaskan jika istrinya mendapat perlakukan tak senonoh dari Yosua.”
Ibu dilecehkan Yosua,” kata jaksa menirukan keterangan Sambo pada Ricky. Sambo kemudian meminta bantuan Ricky untuk menghabisi nyawa Yosua. “ Kamu berani tidak tembak dia (Yosua)?”, dan dijawab saksi Ricky “Tidak berani pak, karena saya enggak kuat mentalnya pak,” ucap jaksa menirukan perkataan Ricky ke Sambo.
Karena Ricky tak berani, Sambo kemudian meminta agar Richard yan melakukan eksekusi. Usai dipanggil oleh Ricky, Richard pun naik menghadap Sambo.
Sambo memberi tahu Richard, ihwal cerita sepihak yang diceritakan Putri yang belum tentu kebenarannya. Mendapat cerita Sambo, Richard merasa tergerak hatinya. Dengan disaksikan Putri, Sambo mengatakan, “Berani kamu tembak Yosua” dan dijawab Yosua “Siap Komandan”.
Gayung pun bersambut, mendapat jawaban tersebut, Sambo kemudian memberikan satu kotak peluru 9 milimeter kepada Richard dengan disaksikan Putri.
Selanjutnya Sambo meminta agar Richard memasukan amunisi ke dalam magazine senjata api merk Glock 17 nomor seri MPY851 miliknya dan mengokang senjatanya. “ Kokang senjatamu!” kata Sambo kepada Richard. Atas perintah tersebut, Richard pun langsung melakukannya.
Singkat cerita, Yosua pun dipanggil dilantai tiga rumah dinas Sambo. Tak lama berselang, tanpa curiga Yosua menemui Sambo. Selanjutnya, tanpa mengonfirmasi kebenaran cerita Putri, usai Yosua di hadapannya, Sambo langsung memegang leher belakang Yosua dan mendorongnya ke depan, sehingga posisi Yosua tepat di depan tangga, berhadapan dengan Sambo di depan, Richard di sebelah kanan Sambo, Kuat di Belakang Sambo dan Ricky di belakang Richard. Sementara Putri di kamar utama yang berjarak 3 meter dari lokasi tersebut.