"Peningkatan ini, baik dari segi produksi maupun pendapatan bagi petani. Kemudian untuk jangka panjangnya kami harap benih berkualitas yang kita hasilkan bisa membantu memenuhi kebutuhan benih di Indonesia," harapnya.
Sementara, Dekan Fakultas Pertanian Unhas Prof. Salengke mengaku, pelatihan ini tentunya akan memberikan manfaat bagi petani dalam mendorong agar bisa menghasilkan benih berkualitas.
"Kami mengakui selama kerjasama ini berlangsung ada banyak hal-hal baru yang kita pelajari dan kembangkan bersama. Dari kerjasama ini juga kita sudah melihat, bahwa petani kita sudah mampu menghasilkan benih berkualitas," ujarnya.
Bahkan, dalam pertemuannya dengan pemerintah melalui Kementerian Pertanian RI, pihaknya memperkenalkan hasil kerjasama antara Taiwan ICDF dan Fakultas Pertanian Unhas ini. Apalagi Presiden RI Joko Widodo sangat konsen tentang kedaulatan pangan, dan universitas dinilai mampu berkontribusi untuk mendorong swasembada untuk menjaga kedaulatan pangan.
"Kami dalam kesempatan itu salah satu kegiatan yang kita perkenalkan adalah kerjasama Unhas dan Taiwan ICDF ini. Dimana salah satunya mengembangkan benih berkualitas," katanya.
Menurut Prof Salengke, program kerjasama tersebut pun sangat jelas dalam menunjang kedaulatan pangan, terutama dalam pemenuhan benih.
"Saya hitung kalau setiap haktare (Ha) nya menghasilkan 4 ton benih, kalau kita lihat kebutuhan pertanaman di Sulsel berarti itu sudah berkontribusi sekitar 17 persen dari kebutuhan benih untuk Sulsel. Ini kontribusi yang besar.