Yang paling penting lagi, tegas Yustinus, adalah terkait neraca perdangan. Indonesia konsisten surplus. Bahkan per September tahun ini, ekspor Indonesia mencapai 24,8 miliar. "Ini capaian yang cukup bagus dengan surplus 4,99 miliar dolar. Surplus neraca pembayaran juga terjadi, sampai dengan triwulan II, 2022 itu ada surplus 2,4 miliar dolar atau Rp37 triliun rupiah."
Adapun cadangan divisa Indonesia, terjaga di angkat USD138 miliar atau 2,3 quatriliun rupiah di tengah berbagai tantangan yang kita hadapi. Selain itu, indikator perbandingan dengan negara ASEAN dan G20 juga cukup bagus. Level PDB ril kita juga
pada pertumbuhan yang bagus, inflasi terjaga. "Mudah-mudahan ini jadi bekal yang bagus untuk menyongsong tahun depan yang juga akan lebih dinamis".
IPM Indonesia Meningkat
Sementara itu, Aris Darmansyah Edisaputra selakuPlt. Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Pendidikan & Moderasi Beragama Kemenko PMK mengatakan, pembangunan Indonesia dapat diukur dari indeks pembangunan manusianya (IPM).
Pada saat pandemi melanda Indonesia, yakni selama tahun 2020/2021, indeks pembagunan manusia (IPM) Indonesia berada di angkat 71,94. Data ini berdasarkan rilis resmi Badan Pusat Statistik (BPS). Namun, IPM meningkat 72,29 pada 2022.
"Dimana pada saat itu, walaupun di dalam masa pandemi, tapi IPM tersebut merupakan nilai dengan kategori tinggi. Memang rendah dibandingkan dengan Tahun 2022 ini yakni 72,29," terang Aris.
Aris menambahkan, berbicara mengenai pembangunan sumber daya manusia (SDM), Indonesia memiliki cita-cita untuk menjadi bangsa yang unggul pada 2024. Tahun itu merupakan 100 tahun usia Indonesia merdeka.