FAJAR.CO.ID, TAKALAR - Semarak memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW belum berakhir. Komunitas Nelayan Pesisir di Kabupaten Takalar ikut ambil bagian dalam Tradisi Maudu’ Lompoa yang diselenggarakan oleh masyarakat di Desa Cikoang, Kabupaten Takalar, Sulsel, Selasa (25/10/22).
Dalam bahasa Makassar, "Maudu" diartikan sebagai maulid (kelahiran) dan "Lompoa" berarti besar. Secara leksikal etimologis, "Maudu Lampoa" berarti maulid/kelahiran besar. Maudu Lompoa merupakan tradisi tahunan yang terus menerus dilestarikan sejak abad ke-16 yang dipusatkan di Sungai Cikoang.
Di sana, terdapat 60 kapal berjejer warna warni. Masyarakat Takalar menyebut kapal ini dengan sebutan Julung-Julung, yang dihias secara atraktif. Dari sekian banyak Julung-Julung, komunitas nelayan menyiapkan tiga unit Julung-Julung dalam waktu tiga hari. Julung-Julung itu disertai banner wajah 'Ganjar Pranowo Presiden 2024'.
"Kami mengikuti Maudu Lompoa yang dimana kita memberikan support berupa tiga julung-julung. Satu julung-julung berisi ada telur, ayam, dan beras," ucap Koordinator Komunitas Nelayan Sulawesi Selatan, Zulfikar Amri.
Pria yang akrab disapa dengan nama Fikar Gie ini mengaku, kegiatan ini juga sebagai bentuk sosialisasi kepada masyarakat untuk mendukung Ganjar menjadi Presiden Indonesia. Komunitas Nelayan Pesisir menyambut baik acara ini.
Selama duduk di kursi anggota DPR RI dan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar dianggap sebagai pemimpin humoris, tanpa ada sekat dengan masyarakat, cakap dalam memimpin, dan inovatif. Beberapa langkah konkret Ganjar terbukti mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya nelayan di Jateng.