Julukan ini bukan tanpa sebab, Pulau Salemo memiliki dua bangunan Sekolah Dasar, 1 buah Sekolah Menengah Pertama dan 1 buah Sekolah Menengah Atas, serta 1 bangunan Masjid yaitu Masjid Nurul Ulama, yang berarti Cahaya Ulama.
Pulau Salemo merupakan tempat dikadernya sebagian ulama-ulama kharismatik dari Sulawesi Selatan. Terdapat beberapa nama ulama kharismatik yang pernah menebarkan ilmunya, seperti AGH Abdurrahim (puang Walli), AGH Abdullah Betti dan AGH Ismail, yang dianggap sebagai ulama yang mula-mula membuka pengajian di Pulau Salemo.
Selain ulama yang di atas, terdapat pula nama ulama lainnya yang ikut mengajarkan dan mengembangkan Islam seperti AGH Abdul Azis, Puang Palili, AGH Muhammad Amin, AGH Muhammad Sanusi, AGH Muhammad, AGH Abdurrasyid, AGH Manajollo-Puang Panrita, dan AGH Minhajuddin.
“Para ulama tidak mengajar dalam sebuah bangunan seperti layaknya sebuah Pondok Pesantren. Sistem pengajaran atau pengajian yang digunakan adalah pengajian salafiyah. Pondok mereka adalah rumah pribadi atau rumah warga yang diwakafkan kepada para ulama tersebut,” ujar Tokoh Masyarakat Pulau Salemo Juhaeny.
Juhaeny menjelaskan, pada Bulan Safar berdasarkan dengan Kalender Hijriyah, warga Pulau Salemo menggelar ‘cemme sapparen’ yang berarti mandi di Bulan Safar.
Prosesi acara tersebut dilakukan dengan mandi bersama seluruh warga di pantai sekitar Pulau Salemo setiap pagi hari atau sore hari pada Hari Rabu selama Bulan Safar dengan berharap keselamatan dari Sang Khalik Allah SWT, setelah mandi bersama, maka akan dilakukan makan bersama warga di sekitar pantai tersebut.