Sejak kecil beliau dikenal sebagai seorang yang pandai, Singa Podium adalah julukan beliau. Beliau juga dikenal sebagai seorang organisatoris, pendidik dan politikus. Pendidikan masa kecil beliau dilalui di Volkschool (Sekolah Rakyat) selama tiga tahun. Kemudian beliau melanjutkan pendidikan di Bantaeng di Europeesche Lagere School. Selepas pendidikan beliau ke Makassar dan melanjutkan pendidikan di Opleiding School Voor Indlansche Ambtenaren. Bakat kepemimpinan beliau terasah ketika beliau diangkat menjadi Ketua PSII cabang Indonesia Timur yang berpusat di Tanah Beru. Beliau banyak bersentuhan dengan dunia politik. Bahkan beliau ikut menghadiri beberapa rapat rapat yang diadakan di Jakarta bersama HOS Cokroamiinoto.
Karaeng Sadjuang juga dikenal sangat anti dengan penjajahan, bersama sama dengan para Karaeng dan bangsawan yang ada di Bulukumba membentuk lakskar-laskar pemuda umtuk melawan penindasan dan kesewenang-wenangan yang dilakukan oleh kolonial Belanda. Sekitar tahun 1953 kelompok kelompok gerombolan yang ingin mengacaukan keamanan di wilayah Indonesia juga bergolak di Bulukumba. Mereka mengacaukan Kakaraengan Tanah Beru danwilayah disekitarnya, sosok Karaeng Sadjuang merupakan pemimpin yang sangat di segani dan di Takuti kala itu serta sangat mampu mempengaruhi dalam dunia pemerintahan, oleh karena itu berbagai cara para penjajah untuk dapat mempengaruhi beliau agar mau bekerjasama dengan pihak Penjajah, akan tetapi hal itu tidak menyurutkan beliau untuk terus berjuang dan menjaga Kerajaan dan pemerintahannya kala itu, puncaknya ketika Gerombolan membakar Balla Lompoa istana tempat tinggal Karaeng Sadjuang dan membunuh siapa saja yang tidak mau bekerjasama dengan penjajah.