FAJAR.CO.ID -- Puluhan warga desa Bentenge, Kecamatan Mallawa Kanupaten Maros mengikuti pelatihan penggunaan aplikasi javaplant dan javatrack untuk memonitoring perkembangan kopi Mallawa pasca panen. Kegiatan yang digelar di Kantor Desa Bentenge ini digelar mulai 9-13 November.
Wakil Bupati Maros, Suhartina Bohari mengatakan aplikasi tersebut berguna untuk mengetahui perkembangan kopi Mallawa dari waktu ke waktu.
"Dalam aplikasi tersebut kita bisa mengetahui produksi kopi Mallawa sudah berada di fase mana,"ungkapnya, Kamis, 10 November.
Aplikasi tersebut kata dia dapat memprediksi apakah kopi tersebut sudah dapat dipanen atau belum.
"Aplikasi tersebut bisa membantu kualitas kopi kita menjadi lebih baik," katanya.
Mantan Anggota DPRD Kabupaten Maros itu juga mengatakan ia bisa mengontrol perkembangan kopi Mallawa walaupun berada di Kantor Bupati.
"Jadi walaupun saya di kantor saya bisa mengetahui perkembangan kopi di Mallawa bagaimana, misalnya sudah ada 3000 hektare yang sudah siap panen,"sebutnya.
Selain itu aplikasi tersebut kata dia bisa memprediksi berapa kopi yang sudah layak untuk diekspor.
“Bahkan kita bisa mengatahui berapa laba yang bisa diperoleh,” katanya.
Saat ini kopi Mallawa sudah mulai dipasarkan.
“Bahkan kita sudah mengirim beberapa sample keluar negeri,” ujarnya.
Sebab Suhartina ingin publik luar tahu ada kopi yang tak kalah nikmatnya di Sulsel. Bukan hanya di Toraja, tetapi juga di Maros.
“Itu semua karna kita ingin Mallawa sebagai sentra kopi di Maros,” imbuhnya.
Makanya ia meminta masyarakat Bentenge untuk fokus terhadap kopi Mallawa.