Teknologi ini menggabungkan sumber energi terbarukan bersifat intemiten dan penyimpanan energi jangka panjang yang memanfaatkan hidrogen, sehingga Renewstable dapat menjadi alternatif yang lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan pembangkit listrik tenaga diesel, karena pembangkit ini hanya diperlukan energi surya dan air untuk menghasilkan listrik yang stabil sehingga tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca dan kebisingan.
DFC berkomitmen untuk menyediakan dana hibah bantuan teknis kepada HDF Energy untuk mendukung pengembangan portofolio proyek Renewstable di Indonesia. Bantuan teknis DFC akan digunakan untuk berbagai studi teknis dan studi kelayakan untuk 22 rencana proyek Renewstable di Indonesia, dengan nilai total investasi mencapai USD 1,5 miliar yang juga didukung oleh beberapa lembaga pembangunan.
Proyek pertama Renewstable akan dibangun di pulau Sumba, yaitu pembangkit listrik 10 MW Renewstable. Proyek ini merupakan salah satu proyek utama guna mendukung pembangunan berkelanjutan Pemerintah Indonesia di Pulau Sumba melalui Program Pulau Ikonik Sumba.
Dalam melaksanakan studi, HDF dan DFC akan melibatkan konsultan teknis lokal guna meningkatkan pemahaman lebih tentang peran hidrogen dalam menjawab kebutuhan sektor listrik di wilayah tersebut. Proyek-proyek ini akan menciptakan lapangan kerja hijau (green jobs) di daerah, sehingga juga berkontribusi pada perekonomian daerah dan nasional Indonesia.
Bulan sebelumnya, HDF Energy juga telah menandatangani Nota Kesepahaman dengan PT PLN Nusantara Power, anak perusahaan PT PLN Persero untuk menyinergikan kegiatan, sumber daya dan keahlian dalam mendukung studi serta pengembangan proyek hidrogen hijau. Kerja sama ini mencakup 22 proyek Renewstable dari HDF Energy yang akan menerima bantuan teknis dari DFC.