Wujudkan Impian Ayah, Muhlis Madani Siap Jadi Profesor

  • Bagikan
Muhlis Madani

Setelah mengikuti ujian masuk perguruan tinggi negeri, ternyata Muhlis dinyatakan lulus di Jurusan Ilmu Administrasi Negara Unhas, dan Jurusan Pendidikan Kimia di IKIP Ujung Pandang.

Awalnya, ia merasa mampu kuliah di dua kampus dalam waktu bersamaan. “Namun akhirnya, saya berhenti di IKIP. Soalnya sepele, saya teledor memecahkan tabung raksa di laboratorium. Dosen meminta saya mengganti biayanya. Bagi saya saat itu, harganya cukup mahal. Jadi saya memilih fokus menyelesaikan kuliah di FISIP Unhas,” jelasnya mengenang masa lalu.

Saat kuliah di FISIP Unhas, mimpi yang ada di benaknya adalah menjadi birokrat suatu saat nanti. Mimpi itu begitu kuat dalam benaknya hingga menjelang semester akhir.

“Menjelang selesai, ada dosen yang mengajak saya menjadi asistennya. Saya membantu beliau mengajar mahasiswa junior saya. Ternyata saya menikmati aktivitas mengajar. Yang paling saya sukai, saat berjalan menuju kelas, mahasiswa berlomba-lomba masuk kelas dengan berujar ‘adami Bapak’,”ujar Muhlis dengan tersenyum.

Setelah menyandang gelar sarjana dari FISIP Unhas tahun 1987, Muhlis mulai mencoba peruntungan dengan mendaftar PNS. Tahun 1989, ia mendaftar di Departemen Pendidikan dan Kebudayaan untuk posisi dosen di Kopertis, dan calon pegawai Departemen Penerangan.

Ternyata, dewi fortuna berpihak padanya. Muhlis dinyatakan lulus pada dua posisi tersebut. Kabar baik itu disampaikan Muhlis kepada ayahnya, Madani.

Tanpa ‘ba-bi-bu’ dengan mantap ayahnya langsung meminta agar Muhlis memilih menjadi dosen. “Belum ada keluarga kita yang jadi Profesor. Pilih mi jadi dosen nak,” ungkap Muhlis mengenang pernyataan sang Ayah.

  • Bagikan