“Pak wali jangan tergesa-gesa, negeri itu tidak gampang. Solusinya ada, 2 pekan langsung keluar SKnya, itu Politeknik,” kata Taufan Pawe, saat menceritakan pertemuannya dengan Prof. Muh. Nuh.
Melihat jawaban dari Prof. Nuh, Taufan Pawe menolak untuk jadi Politeknik. Ia mengatakan, dirinya menunggu dan berusaha sebab amanah yang diberikan oleh BJ Habibie kepada dirinya ialah ITH.
2014 ITH mulai dirintis, kata Taufan Pawe. “2014 juga pengujung masa jabatan SBY, kalau tidak salah tanggal 17 Oktober, saya ketemu juga dengan almarhum (Habibie). Pak sudah mau berakhir masa jabatannya SBY. Akhirnya beliau minta diantar ketemu SBY dihari terakhir masa jabatan SBY di Istana Bogor dengan membawa draf pendirian ITH, dimana draf ini upaya dari Taufan Pawe untuk mendapat pengakuan,” cerita Taufan Pawe.
Singkat cerita, SBY sempat menandatangani persetujuan Perpres No. 152 Tahun 2014.
Berganti presiden ternyata tidak semudah yang dibayangkan, ada pro kontra pendiriannya. “Tidak bisa Perpres begitu saja lahir, visitasi dan lahannya saja belum ada dan lain-lain, sedangkan visi saya ingin mewujudkan ITH di Parepare,” ujar Taufan Pawe, sambil mengatakan, “Aduh pusing saya,”
Singkat cerita lagi, Taufan Pawe diminta oleh (Habibie) untuk ketemu dengan presiden Jokowi waktu itu. Taufan Pawe pun bertemu Jokowi dan diberi syarat untuk dilakukan visitasi yakni menyiapkan lahan seluas 30 hektare.
“Kita mencoba mendekati masyarakat bersama perangkat daerah, Alhamdulillah lahan pertanian dan perkebunan kita mampu mendapatkan sertifikat dan instrumen lainnya. Setelah berhasil divisitasi, setiap tahun kita anggarkan untuk melengkapi fasilitas yang belum ada sedikit demi sedikit,” ujar Taufan Pawe.