WhatsApp sendiri sejauh ini dilaporkan memiliki lebih dari dua miliar pengguna aktif bulanan secara global. Atas permintaan, penjual database WhatsApp membagikan sampel data dengan peneliti Cybernews. Ada 1097 nomor pengguna Inggris dan 817 AS dalam sampel bersama.
Cybernews kemudian menyelidiki semua nomor yang termasuk dalam sampel dan berhasil memastikan bahwa semuanya adalah pengguna WhatsApp. Demikian artinya, dugaan kebocoran data ini valid.
Di sisi lain, menanggapi temuan ini, via South China Morning Post (SCMP), seorang juru bicara Meta mengatakan laporan tersebut bersifat spekulatif lantaran hanya berdasarkan tangkapan layar yang tidak berdasar. Juru bicara tersebut menambahkan bahwa perusahaan tidak menemukan bukti kebocoran data pada sistem WhatsApp.
“Kami tidak memiliki informasi tentang bagaimana seharusnya daftar nomor telepon dikumpulkan atau sejauh mana mereka berisi nomor telepon Hong Kong,” kata juru bicara Meta. Dia menambahkan, ada banyak cara untuk menyusun daftar nomor telepon online.
Dirinya juga menekankan perusahaan mengambil tuduhan tentang pelanggaran keamanan layanannya “sangat serius” dan telah mengambil langkah segera untuk melihat lebih lanjut klaim yang dibuat dalam artikel berita.
Menurutnya, beberapa nomor telepon dalam laporan berita mungkin terkait dengan akun WhatsApp, tetapi tidak ada informasi pengguna lain yang disampaikan lebih lanjut. (jpc/fajar)