Febriany Eddy, CEO PT Vale, mengatakan, “Kami bangga dapat memulai pengembangan Blok Pomalaa, yang akan menjadi bagian penting dari upaya Indonesia untuk mempercepat hilirisasi industri nikel. Proyek ini sangat penting bagi agenda pertumbuhan kami dan menandai babak terbaru dalam kontribusi 54 tahun PT Vale untuk Indonesia.”
“Kami tidak akan menggunakan batu bara untuk pembangkit listrik untuk proyek ini, hal ini menunjukkan komitmen PT Vale untuk memperluas operasinya secara bertanggung jawab dan berkelanjutan untuk manfaat sosial ekonomi pemangku kepentingan lokal dan nasional jauh di masa depan,” tambahnya.
Chairman Chen dari Zhejiang Huayou Cobalt Co. mengatakan dalam acara tersebut, “Melekatkan pentingnya pelaksanaan komitmen dan inovasi, PT Vale dan Huayou akan membangun proyek kelas dunia dengan teknologi tinggi, rendah emisi, dan energi hijau, untuk berkontribusi pada pembangunan industri nikel Indonesia yang berkelanjutan dan berkualitas tinggi.”
Proyek Blok Pomalaa telah ditetapkan sebagai Proyek Strategis Nasional dengan menggunakan teknologi High-Pressure Acid Leach (“HPAL”) Huayou untuk menghasilkan hingga 120.000 ton nikel per tahun. Blok HPAL Pomalaa ditargetkan untuk menghasilkan produk yang disebut Mixed
Hydroxide Precipitate (“MHP”), yang dapat diolah lebih lanjut menjadi material yang cocok untuk baterai kendaraan listrik (“EV”). Blok HPAL Pomalaa dan produk-produknya diharapkan dapat terus mewujudkan komitmen PT Vale untuk berkontribusi pada inisiatif elektrifikasi dan dekarbonisasi global dan Indonesia.