“Saya mendorong dan memotivasi teman-teman, siapa bertanggung jawab atas apa, kalau kita fokus, kita identifikasi masalahnya, apa yang menjadi tantangannya, kemudian kita rumuskan solusinya,” jelas Bupati Luwu Utara dua periode ini.
“Harusnya kita sudah mampu mengidentifikasi masalah, bahkan merumuskan solusi apa yang mesti kita buat di dalam memenuhi semua kriteria yang telah ditetapkan,” sambungnya.
Indah menjelaskan bahwa KLA adalah daerah yang memiliki sistem pembangunan berbasis hak anak melalui pengintegrasian komitmen antara pemerintah, masyarakat dan dunia usaha yang terencana secara menyeluruh dan berkelanjutan melalui kebijakan, program dan kegiatan yang menjamin terpenuhinya hak dan perlindungan anak.
“Ketika kita berbicara Kabupaten Layak Anak, maka modelnya itu kan mengintegrasikan komitmen, bukan hanya pemerintah saja, tetapi juga masyarakat dan dunia usaha, karena tanggung jawab untuk melahirkan KLA adalah tanggung jawab bersama,” terangnya.
Sebelumnya, Project Manager Perkumpulan Wallacea, Asrul, menyebutkan bahwa kegiatan pelatihan ini adalah kegiatan peningkatan kapasitas SDM dalam rangka peningkatan gugus tugas tentang KHA dan KLA.
“Harapan kita dari pelatihan ini adalah bagaimana meningkatkan kapasitas peserta, serta bagaimana peserta memiliki komitmen bersama untuk mencapai indikator-indikator penilaian KLA pada tahun-tahun berikutnya,” ucap Asrul
“ Tujuan kedua adalah terkait bagaimana kita me-review indikator-indikator mana saja yang kita rasa kurang pada tahun sebelumnya, untuk kemudian kita benahi,” pungkasnya. (Dw/LH)