8 Fakta Satu Keluarga Tewas Diracuni Anak Kedua di Magelang, Motifnya Sakit Hati

  • Bagikan
Tempat kejadian perkara satu keluarga tewas diracuni pelaku di Dusun Prajenan, Desa Mertoyudan, Kabupaten Magelang dipasang garis polisi. ANTARA

Polisi awalnya menduga ketiga korban meninggal keracunan. Namun, bukti-bukti di TKP justru tidak mendukung asumsi tersebut. "Kejanggalannya, dari TKP yang ada korban meninggal karena keracunan biasanya ada sisa muntahan, tetapi saat kami temukan di TKP klir, tidak ada," tutur Sajarod.

  1. Anak Kedua Menolak Autopsi

Kecurigaan polisi makin kuat setelah DD menolak autopsi terhadap jasad para korban, padahal keluarga orang tuanya minta jasad diautopsi. Akhirnya, penyidik tetap mengautopsi jasad para korban untuk memastikan penyebab kematian mereka. "Dugaan kami keracunan sehingga perlu diautopsi," ujar AKBP Sajarod.

  1. Motif Pembunuhan

Motif tersangka DD meracuni orang tua dan kakaknya pun terungkap. AKBP Sajarod Zakun mengatakan motif DD melakukan pembunuhan berencana itu karena sakit hati.

Hal itu diketahui penyidik dari pengakuan tersangka dan keterangan warga di sekitar tempat tinggal korban. Sajarod menyebut tersangka DD sakit hati karena diberi beban untuk menanggung kebutuhan keluarga mereka.

Orang tua DD yang baru pensiun memiliki penyakit sehingga butuh biaya pengobatan. Versi tersangka, kakaknya yang bernama Dhea Chairunnisa tidak diberi beban untuk menanggung semua kebutuhan keluarga.

"Yang diberi beban anak kedua yang saat ini ditetapkan sebagai tersangka," lanjut perwira menengah Polri itu. Hal itu membuat pelaku sakit hati sehingga muncul niat menghabisi orang tua dan kakak kandungnya sendiri.

  1. Korban Diracuni dengan Zat Kimia

Dari keterangan yang didapat polisi, tersangka DD pada Rabu (23/11) mencoba meracuni para korban dengan memberikan zat kimia sejenis arsenik. Zat berbahaya itu dicampur tersangka ke dalam dawet, tetapi karena dosisnya terlalu rendah efeknya hanya membuat korban mual-mual.
"Ada dua kali percobaan, pertama sempat membelikan dawet untuk beberapa orang, tidak hanya keluarganya, namun tidak sampai mengakibatkan kematian," beber Sajarod.

  • Bagikan