FAJAR.CO.ID, MAROS -- Sebanyak 12 desa di Kabupaten Maros dicanangkan sebagai desa inklusi Senin, 5 Desember di Gedung Serbaguna.
Dimana 12 desa ini akan menjadi Pilot Project untuk desa lainnya yang ada di Kabupaten Maros kedepannya.
Ini merupakan program Pemerintah Kabupaten Maros bersama yayasan Bursa Pengetahuan Kawasan Timur Indonesia (BaKTI).
Bupati Maros, AS Chaidir Syam mengatakan pencanangan desa inklusi ini merupakan desa pilot project untuk memfokuskan pendampingan program inklusi.
"Jadi ini adalah launching untuk pilot project. Piloting kita ada 12 desa yang ditetapkan untuk tahun ini," katanya.
Lebih lanjut kata dia, 12 desa itu yakni Desa Toddopulia, Damai, Lekopancing, Borimasunggu, Borikamase, Mattirotasi, Minasabaji, Mangeloreng, Baruga, Tanete, Samangki dan Simbang.
"Kita berharap semua desa bisa menjadi desa inklusi. Tetapi 12 desa ini kita tetapkan untuk pembinaan khusus menjadi desa inklusi. Dan harapan kita bisa menjadi contoh untuk desa-desa lain," jelasnya.
Dia juga mengatakan alasan dipilihnya desa ini karena sudah dilakukan asesmen terlebih dahulu.
"Juga karena kepala desanya bisa memberikan kontribusi, serta komunitas di desa tersebut majemuk," akunya.
Indikator lainnya kata dia, karena di desa tersebut memiliki konstituen disabilitas dan masyarakat yang termarjinalkan yang perlu pembenahan.
"12 desa ini akan menjadi binaan selama setahun dan kita harap juga Kabupaten Maros menjadi Kabupaten Inklusi," sebutnya.
Sementara itu Direktur Eksekutif Yayasan BaKTI, Muhammad Yusran Laitupa mengatakan pencanangan desa inklusi ini bertujuan untuk membentuk desa piloting atau pilot project menuju desa inklusi.