FAJAR.CO.ID, MAROS -- Petani di Kabupaten Maros mengeluhkan kelangkaan pupuk bersubsidi. Keluhan itu disampaikan dalam reses anggota DPRD Maros Daerah Pemilihan (Dapil) 2 di Kecamatan Lau dan Bontoa.
"Jadi selain infrastruktur yang paling banyak dikeluhkan, pupuk bersubsidi juga dikeluhkan sebagian besar petani dan petambak," ungkap Anggota DPRD Maros, Rahmat Hidayat.
Meski kelangkaan pupuk bersubsidi ini menjadi permasalahan nasional, politisi PKS ini pub berjanji akan meneruskan keluhan ini ke pihak terkait.
"Jadi kami akan terus mendorong Dinas Pertanian untuk menemukan solusi terkait kelangkaan pupuk subsidi ini. Ya karena memang persoalan ini bukan hanya di Kabupaten Maros tapi diseluruh Indonesia mengalami ini," ungkapnya.
Bahkan kata dia Dinas Pertanian sempat menyampaikan kalau kelangkaan pupuk subsidi itu memang terjadi, karena antara jumlah permintaan dan yang terpenuhi dari Kementerian tidak sama.
Persoalan lain, kata dia, yang menjadi keluhan warga di daerah konstituennya yakni mengenai data penerima bansos, permintaan alsintan, dan beasiswa kuliah.
"Kalau di Kecamatan Bontoa termasuk persoalan air bersih juga menjadi keluhan warga," katanya.
Untuk persoalan air bersih ini pihaknya juga akan berupaya menyuarakan dan menyampaiakan kepada pemerintah daerah agar dicarikan solusi yang konkret.
Sementara itu Sekertaris Pertanian, Muhammad Danial, mengatakan untuk tahun anggaran 2023 Maros mendapatkan kuota pupuk bersubsidi sebanyak 25.039 ton.
"Dari 25.039 ton itu terdiri atas pupuk Urea sebanyak 16.508 ton dan NPK 8.531 ton," katanya.