Ditambah, posisi Maros sebagai daerah penyangga bagi Kota Makassar. Juga menjadi poros utama ke daerah-daerah lain. Ia menyarankan adanya kordinasi lebih lanjut pada semua instansi dalam membantu mengurai masalah ini.
"Baik Dishub maupun kepolisian harus saling berkordinasi dalam mengatur, jangan sampai membiarkan double penyebab kemacetannya," terangnya kembali.
Pakar Transportasi Universitas Muslim Indonesia (UMI) Prof Lambang Basri menjelaskan dalam situasi proyek jembatan dan jalan dikerja, yang bisa dilakukan hanyalah memperkuat pengawasan. Dibanding memburu penyelesaian proyek, pengaturan lalu lintas bisa menjadi solusi.
"Berat kalau harus dipercepat, tapi setidaknya pengaturan jam-jam lalu lintas antara arah selatan dan utara," terangnya.
Tidak adanya jalan alternatif menjadi kelemahan utama, apalagi pembangunan proyek ini berada di jalan poros. Hal lain yang bisa dilakukan ialah dengan memberikan tanda rambu bicara jam-jam sibuk yang berisi informasi adanya kepadatan kendaraan.
Juga, adanya pembatasan kendaraan yang bisa melintas pada jam sibuk. "Ini antisipasi yang terdekat bisa dilakukan. Fokuskan pengawasan, pemantauan, dan pengendalian" jelas guru besar teknik sipil UMI itu. (rin-fni/zuk-dir)
